Saturday, 27 December 2014

Metode Pembelajaran Writing in The Here and Now


Metode Pembelajaran Writing in The Here and Now

1.    Pengertian Metode Pembelajaran

Pada dasarnya guru adalah seorang pendidik. Pendidik adalah orang dewasa dengan segala kemampuan yang dimilikinya untuk dapat mengubah psikis dan pola pikir anak didiknya dari tidak tahu menjadi tahu serta mendewasakan anak didiknya. Salah satu hal yang harus dilakukan oleh guru adalah dengan mengajar di kelas. Salah satu yang paling penting adalah performance guru di kelas. Bagaimana seorang guru dapat menguasai keadaan kelas sehingga tercipta suasana belajar yang menyenangkan. Dengan demikian guru harus menerapkan metode pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik peserta didiknya.

Tiap-tiap kelas bisa kemungkinan menggunakan metode pembelajaran yang berbeda dengan kelas lain. Untuk itu seorang guru harus mampu menerapkan berbagai metode pembelajaran.
Ada dua hal yang perlu dicermati, yakni: pertama, Metode pembelajaran merupakan rencana tindakan (rangkaian kegiatan) termasuk penggunaan metode dan pemanfaatan berbagai sumber daya atau kekuatan dalam pembelajaran. Ini berarti penyusunan rencana kerja belum sampai pada tindakan. Kedua, Metode disusun untuk mencapai tujuan tertentu. Artinya, arah dari semua penyusunan Metode adalah pencapaian tujuan. Oleh sebab itu, sebelum menentukan Metode, perlu dirumuskan tujuan yang jelas yang dapat diukur keberhasilannya, sebab tujuan adalah rohnya dalam implementasi suatu Metode.
Penggunaan Metode pembelajaran sangat penting dan perlu karena berfungsi untuk mempermudah proses pembelajaran sehingga dapat mencapai hasil yang optimal. Bagi guru, Metode dapat dijadikan pedoman dan acuan bertindak yang sistematis dalam pelaksanaan pembelajaran. Bagi siswa pengguna Metode pembelajaran dapat mempermudah proses pembelajaran (mempermudah dan mempercepat memahami isi pembelajaran), karena setiap Metode pembelajaran dirancang untuk mempermudah proses belajar siswa.[1]

2.    Pertimbangan Pemilihan Metode Pembelajaran

Pada dasarnya, pembelajaran adalah proses penambahan informasi dan kemampuan baru. Ketika kita berpikir, informasi dan kemampuan apa yang harus dimiliki oleh siswa, maka pada saat itu juga kita semestinya berpikir metode apa yang harus dilakukan agar semua itu dapat tercapai secara efektif dan efisien.
Dalam pembelajaran guru diharapkan mampu memilih model pembelajaran yang sesuai dengan materi yang diajarkan. Dimana dalam pemilihan Model pembelajaran meliputi pendekatan suatu model pembelajaran yang luas dan menyeluruh. Oleh karena itu, sebelum menentukan metode pembelajaran yang dapat digunakan, ada beberapa pertimbangan yang harus diperhatikan.
Pertimbangan yang berhubungan dengan tujuan yang ingin dicapai.
1)   Pertimbangan yang berhubungan dengan bahan atau materi pembelajaran.
2)   Pertimbangan dari sudut siswa.
3)   Pertimbangan-pertimbangan lainnya.[2]
Untuk mencapai tujuan yang berhubungan dengan aspek kognitif akan memiliki metode yang berbeda dengan upaya untuk mencapai tujuan afektif atau psikomotor. Demikian juga halnya, untuk mempelajari bahan pelajaran yang bersifat fakta akan berbeda dengan mempelajari bahan pembuktian suatu teori, dan lain sebagainya.

3.    Prinsip-prinsip Penggunaan Metode Pembelajaran

Prinsip-prinsip penggunaan metode pembelajaran adalah hal-hal yang harus diperhatikan dalam menggunakan metode pembelajaran. Guru harus mampu memilih metode yang dianggap cocok dengan keadaan. Oleh sebab itu, guru perlu memahami prinsip-prinsip umum penggunaan metode pembelajaran sebagai berikut :
1)        Berorientasi pada tujuan
Tujuan merupakan komponen yang utama dalam sistem pembelajaran. Ini sangat penting, sebab mengajar adalah proses yang bertujuan. Oleh karenanya keberhasilan suatu metode pembelajaran dapat ditentukan dari keberhasilan siswa mencapai tujuan pembelajaran.
2)        Aktivitas
Pada dasarnya, belajar adalah berbuat, memperoleh pengalaman tertentu sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Karena itu, metode pembelajaran harus dapat mendorong aktivitas siswa.
3)        Individualitas
Mengajar adalah usaha mengembangkan setiap individu siswa. Walaupun kita mengajar pada sekelompok siswa, namun pada hakikatnya yang ingin kita capai adalah perubahan perilaku setiap siswa.

4)        Integritas
Mengajar harus dipandang sebagai usaha mengembangkan seluruh pribadi siswa. Mengajar bukan hanya mengembangkan kemampuan kognitif saja, akan tetapi juga mengembangkan aspek afektif dan psikomotor. Oleh karena itu metode pembelajaran harus mampu mengembangkan seluruh aspek kepribadian siswa secara terintegrasi.[3]

4.    Penggolongan Metode Pembelajaran

Secara keseluruhan, metode belajar mengajar dapat digolongkan sebagai berikut :
1)        Konsep dasar metode belajar mengajar
Konsep dasar metode belajar mengajar meliputi:
a)    Menerapkan spesifikasi dan kualifikasi perubahan tingkah laku.
b)   Menentukan pilihan berkenaan dengan pendekatan terhadap masalah belajar mengajar, dan memilih prosedur, metode, dan tehnik belajar mengajar
c)    Normal dan kriteria keberhasilan kegiatan belajar mengajar


2)        Sasaran kegiatan belajar mengajar
Setiap kegiatan belajar mempunyai sasaran dan tujuan. Persepsi guru atau persepsi anak didik mengenai sasaran akhir kegiatan belajar mengajar mempengaruhi tujuan yang akan dicapai.
3)        Belajar mengajar sebaga suatu sistem
Belajar mengajar sebagai suatu sistem instruksional mengacu pada pengertian sebagai perangkat komponen yang saling bergantung antara satu dan lainnya untuk mencapai tujuan. Sebagai suatu sistem belajar mengajar meliputi sejumlah komponen antara lain : tujuan, bahan, siswa, guru, metode, situasi, dan evaluasi.
4)        Hakekat proses belajar mengajar
Belajar adalah proses perubahan tingkah laku berkat pengalaman pelatihan. Artinya tujuan kegiatan belajar mengajar ialah perubahan tingkah laku, baik pengetahuan, keterampilan, sikap, aspek pribadi kegiatan belajar mengajar seperti mengorganisasikan pengalaman belajar, menilai proses dan hasil belajar, termasuk dalam cakupan tanggung jawab guru.
5)        Entering behaviour siswa
Yang dimaksud di sini adalah hasil kegiatan belajar mengajar dalam perubahan tingkah laku, baik material, substansial, struktural-fungsional, maupun behavioural. Yang dipersoalkan adalah kepastian bahwa  tingkat prestasi yang dicapai siswa itu adalah benar merupakan hasil kegiatan yang bersangkutan.[4]
6)        Pola-pola belajar siswa
Gagne menggolongkan pola-pola belajar siswa kedalam delapan tipe dimana yang satu merupakan pra syarat bagi yang lainnya yang lebih tinggi tingkatnya. Kedelapan tipe tersebut adalah :
d)   Signal learning (belajar isyarat)
e)    Stimulus respon learning (belajar rangsangan tanggapan)
f)     Chaining (mempertautkan)
g)   Discrimation learning (belajar membedakan)
h)   Concept learning (belajar pengertian)
i)     Rule learning (belajar membuat generalisasi hukum, dan kaidah)
j)     Problem solving (belajar memecahkan masalah).[5]
7)        Memilih sistem belajar mengajar
Berbagai sistem pengajaran yang menarik perhatian akhir-akhir ini adalah enquiry discovery aproach, expository aproach, masteri learning dan humanistik education.
a)    Enquiry discovery learning (belajar mencari dan merumuskan sendiri)
b)   Expositori learning.[6]
8)        Metode Pembelajaran Aktif
Pembelajaran aktif adalah suatu pembelajaran yang mengajak peserta didik untuk belajar secara aktif. Ketika peserta didik belajar dengan aktif berarti mereka yang mendominasi aktivitas pembelajaran. Dengan ini mereka secara aktif menggunakan otak, baik untuk menemukan ide pokok memecahkan persoalan atau mengaplikasikan apa yang baru mereka pelajari kedalam satu persoalan yang ada dalam kehdupan nyata.
Belajar aktif sangat diperlukan oleh peserta didik untuk mendapatkan hasil yang maksimum. Ketika peserta didik pasif, atau hanya menerima dari pengajar, ada kecenderungan untuk cepat melupakan apa yang telah diberikan.[7]
Ada banyak metode yang digunakan dalam menerapkan belajar aktif dalam pembelajaran di sekolah. Mel Silberman mengemukakan 101 bentuk metode. Semuanya dapat diterapkan dalam pembelajaran di kelas sesuai dengan jenis materi dan tujuan yang diinginkan dapat dicapai oleh anak didik. Metode tersebut antara lain Writing in the here and now (menulis disini dan saat ini). Dalam hal ini, kita akan membahas tentang writing in the here and now yaitu metode yang digunakan untuk membantu siswa merefleksikan pengalaman-pengalaman yang telah mereka alami baik dimasa lampau (mengingat) dan dimasa yang akan datang (berimajinasi).

5.    Metode Pembelajaran writing in The Here and Now (menulis pengalaman secara langsung)

1)      Pengertian Metode Writing in the here and now
Strategi menulis writing in the here and now adalah sebuah strategi pembelajaran yang dapat membantu peserta didik dalam merefleksikan pengalaman-pengalaman yang telah mereka alami secara langsung.[8]
Melvin L. Silberman mengemukakan bahwa “Writing allows students to reflect on experiences they have had”.[9] Menulis dapat membantu kita untuk merefleksikan apa yang telah kita alami. Metode menulis pengalaman secara langsung atau writing in the here and now adalah sebuah cara dramatis untuk meningkatkan perenungan secara mandiri dengan meminta siswa menuliskan laporan tindakan kala ini (present tense) tentang sebuah pengalaman yang mereka miliki (seakan itu terjadi di sini dan sekarang). Aktivitas ini memungkinkan siswa untuk memikirkan pengalaman yang mereka miliki.[10]
2)      Tujuan
a)        Membantu peserta didik lebih mudah dan terfokus dalam memahami suatu materi pokok
b)        Untuk lebih memotivasi pembelajaran aktif secara individu.
c)        Meningkatkan perenungan secara mandiri terhadap materi pelajaran.[11]
3)      Langkah-langkah Metode Writing in the here and now
a)    Pilihlah jenis pengalaman yang diinginkan untuk ditulis oleh siswa. Pengalaman itu bisa berupa peristiwa dimasa lampau atau yang akan datang.
b)   Informasikan pada siswa tentang pengalaman yang telah dipilih untuk tujuan penulisan reflektif Beritahulah mereka bahwa cara yang berharga untuk merefleksikan pengalaman adalah dengan menghidupkannya untuk pertama kali disini dan saat ini. Cara ini akan menimbulkan dampak yang jelas dan dramatis.
c)    Perintahkan siswa untuk menulis pengalaman yang telah dipilih. Perintahkan mereka untuk memulai awal pengalaman dan menulis apa yang sedang mereka lakukan dan rasakan. Ajak mereka untuk menulis sebanyak mungkin yang mereka inginkan tentang peristiwa-peristiwa yang terjadi dan perasaan-perasaan yang dihasilkannya.
d)   Bahas pengalaman mereka dengan membacakan tentang refleksinya.
e)    Diakhiri dengan mendiskusikan hasil pengalaman siswa tersebut bersama-sama dengan siswa.[12]
Adapun variasi metode Writing in the here and now sebagai berikut.
a)    Untuk membantu siswa mendapatkan kegairahan dalam menulis imajinatif, lakukan diskusi kelompok yang relevan dengan topik yang akan ditugaskan kepada mereka.
b)   Perintahkan siswa untuk saling bercerita tentang apa yang telah mereka tulis. Alternatifnya adalah dengan memerintahkan sejumlah siswa untuk membacakan karya mereka yang sudah selesai. Alternatif yang kedua adalah dengan meminta pasangan untuk saling bercerita tentang apa yang mereka tulis.[13]
4)      Kelebihan dan Kekurangan
a)    Kelebihan
Ø Dengan metode pembelajaran Writing in the here and now siswa melatih dan mempertajam daya imajinasi mereka.
Ø Metode Writing in the here and now lebih meningkatkan pemahaman siswa terhadap pesan inti materi pelajaran.
Ø Metode pembelajaran ini bisa digunakan untuk jumlah siswa dan ukuran kelas yang besar
Ø Memupuk rasa tanggung jawab dalam segala tugas pekerjaan sebab dalam metode Writing in the here and now anak-anak harus mempertanggung jawabkan segala sesuatu yang telah dikerjakan.
Ø Meningkatkan kreativitas siswa.
Ø Meningkatkan semangat dan kemampuan siswa dalam menulis.
b)   Kelemahan
Ø Kesulitan bagi sebagian siswa yang merasa tidak mempunyai pengalaman terkait dengan materi, juga bagi siswa yang memiliki linguistik rendah.
Ø Seringkali anak-anak menyalin pekerjaan temannya.
Ø Kurang efisiennya waktu disebabkan kadang siswa banyak mengulur-ulur pekerjaannya.[14]


[1] Made Wena, Metode Pembelajaran Inovatif Kontemporer, (Jakarta : Bumi Aksara, 2009), h. 2-3
[2] Wina Sanjaya, Strategi pembelajaran ; Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Jakarta : Kencana Prenada Media, 2006), h. 128
[3] Wina Sanjaya, Strategi pembelajaran ; Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Jakarta : Kencana Prenada Media, 2006),. h. 131
[4] Abu Ahmadi dan joko Prasetyo, Strategi Belajar Mengajar, (Bandung : Pustaka Setia, 1997), h. 22

[5] Ahmad Sabri, Strategi Belajar Mengajar dan Mikro Teaching, (Jakarta : Quantum Teaching, 2005),  h. 23
[6] Ahmad Sabri, Strategi Belajar Mengajar dan Mikro Teaching, (Jakarta : Quantum Teaching, 2005).h. 31
[7] Hisyam Zaini dkk, Strategi Pembelajaran Aktif, (Yogyakarta : CTSD, 2008), h. 1
[8] Aat Hidayat, “Strategi Writing in The Here and Now dalam Pembelajaran Al-Qur’an Hadis”, dalam http://aathidayat.wordpress.com/2010/05/07/strategi-writing-in-the-here-and-now-dalam-pembelajaran-al-quran-hadis/#_ftn8  7 Mei 2010.
[9] Melvin L. Siberman, Active Learning : 101 Strategies to Teach Any subject, Amerika : Library Of Congress Cataloging In Publication Data, 1996, h. 124
[10] Mel siberman, Active learning,  (Yogyakarta : Pustaka Insan Madani, 2007), h. 186
[11] Umi Machmudah dan Abdul Wahab Rosyidi, Active Learning Dalam Pembelajaran Bahasa Arab, (Malang : UIN Malang Press, 2008), h. 173
[12] Sutrisno, Revolusi Pendidikan di Indonesia,  (Jogjakarta : Ar-Ruzz, 2005), h. 102
[13] Aat Hidayat “Strategi Writing In the Here And NowDalam Pembelajaran AlQur’an Hadits” Dalam http://aathidayat.wordpress.com, 28 September 2013
[14] Liza Rosita, “Strategi Pembelajaran Writing in The Here and Now”, dalam http://www.lizzarosita.blogspot.com, 10 September 2013

No comments:

Post a Comment

Shalawat

Shalawat
Shollu'ala Nabi Muhammad