Saturday, 27 December 2014

Hasil Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar



Hasil Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar


1.  Pengertian Hasil Belajar Secara Umum

Skinner berpandangan bahwa belajar adalah suatu perilaku. Pada saat orang belajar maka responnya menjadi lebih baik dan sebaliknya bila tidak belajar responnya menjadi menurun sedangkan menurut Gagne belajar adalah seperangkat proses kognitif yang mengubah sifat stimulasi lingkungan, melewati pengolahan informasi, menjadi kapasitas baru.[1] Sedangkan menurut kamus umum bahasa Indonesia belajar diartikan berusaha (berlatih dsb) supaya mendapat suatu kepandaian.[2]

Sedangkan hasil belajar berasal dari kata “ hasil “ dan “belajar’ prestasi berarti prestasi yang telah dicapai.[3] Sedangkan pengertian belajar adalah berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu.[4] Jadi prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan atau ketrampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya ditunjukan dengan nilai atau angka yang diberikan oleh guru. Prestasi dalam penilitian yang dimaksudkan adalah nilai yang diperoleh oleh siswa pada mata pelajaran Bahasa Indonesia dalam bentuk nilai berupa angka yang diberikan oleh guru kelasnya setelah melaksanakan tugas yang diberikan padanya.
Adapun pengertian belajar secara terminologis para pakar pendidikan yang mendefinisikan tentang belajar sebagaimana uraian di bawah ini yaitu :
1)   Hilgrad dan Bower mengemukakan bahwa belajar memiliki arti : 1.) To gain knowledge, comprehension, or mastery of trough experience or study, 2.) to fix in the mind or memory, memorize, 3.) to acquire trough experience, 4.) to become in forme of to find out. Belajar memiliki pengertian memperoleh pengetahuan atau menguasai pengetahuan melalui pengalaman, mengingat, menguasai pengalaman, dan mendapatkan informasi atau menemukan.[5]
2)   Menurut Cronbach, ” Learning is shown by change in behavior as result of experience” belajar tampak dari perubahan tingkah laku yang dihasilkan dari pengalaman.[6]
3)   Menurut Spears ” Learning is to observe, to read, to imitate, to try something themselve, to listen, to follow direction.” artinya belajar adalah mengamati, membaca, meniru, mencoba sesuatu, mendengar, mengikuti petunjuk.[7]
Dari definisi di atas penulis simpulkan bahwa hasil belajar adalah suatu hasil yang telah dicapai setelah mengalami proses belajar mengajar atau setelah mengalami interaksi dengan lingkungannya guna memperoleh ilmu pengetahuan dan akan menimbulkan perubahan tingkah laku yang relatif menetap dan tahan lama.
1)        Arti Penting Belajar
Belajar adalah key term (istilah kunci) yang paling vital dalam setiap usaha pendidikan, sehingga tanpa belajar sesungguhnya tak pernah ada pendidikan. Sebagai suatu proses, belajar hampir selalu mendapat tempat yang luas dalam berbagai disiplin ilmu yang berkaitan dengan upaya kependidikan, misalnya psikologi pendidikan, karena demikian pentingnya arti belajar.[8] 
Selanjutnya dalam perspektif keagamaan, belajar merupakan kewajiban bagi setiap muslim dalam rangka memperoleh ilmu pengetahuan, sehingga derajat kehidupannya meningkat. Hal ini dinyatakan dalam surat al-Mujadalah ayat 11, yang artinya : “Hai orang-orang yang beriman, apabila dikatakan kepadamu:” berlapang-lapanglah dalam majlis”, maka lapangkanlah, niscaya allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakkan:”berdirilah untuuk kamu, maka berdirilah, maka Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman diantara mu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.[9]
Rasulullah SAW, bersabda :
طلب العلم فريضة على كل مسلم
Artinya :"Menuntut ilmu itu wajib atas tiap-tiap muslim "[10]
Berdasarkan pertimbangan tadi, kita sebagai calon guru yang profesional seyogyanya melihat hasil belajar siswa dari berbagai sudut kinerja psikologis yang utuh dan menyeluruh. Untuk mencapai hasil belajar yang ideal maka kemampuan para pendidik terutama guru dalam membimbing belajar murid-muridnya amat dituntut. Jika guru dalam keadaan siap dan memiliki profesiensi (berkemampuan tinggi) dalam menunaikan kewajibannya, harapan terciptanya sumber daya manusia yang berkualitas sudah tentu akan tercapai.[11]
2)        Jenis-jenis Belajar
Dalam tujuan pendidikan yang ingin dicapai kategori dalam bidang ini yaitu kognitif, afektif, dan psikomotor, ketiga aspek tersebut tidak dapat dipisahkan karena sebagai tujuan yang hendak dicapai. Menurut “Taksonomi Bloom” diklasifikasikan pada tiga tingkatan domain,[12]  yaitu sebagai berikut:
a)        Jenis hasil belajar pada bidang kognitif
Istilah kognitif berasal dari cognition yang bersinonim dengan kata knowing yang berarti pengetahuan, dalam arti luas kognitif adalah perolehan, penataan, dan penggunaan pengetahuaan.[13] Menurut para ahli psikologi kognitif, aspek kognitif ini merupakan sumber pemegang peranan paling penting sekaligus sebagai pengendali aspek-aspek yang lain, yakni aspek afektif dan juga aspek psikomotorik.
Dengan demikian jika hasil belajar dalam aspek kognitif tinggi maka dia akan mudah untuk berfikir sehingga ia akan mudah memahami dan meyakini materi-materi pelajaran yang di berikan kepadanya serta mampu menangkap pelan-pelan moral dan nilai-nilai yang terkandung didalam materi tersebut.
Jenis hasil belajar aspek kognitif ini meliputi enam kemampuan atau kecakapan antara lain:
1)        Pengetahuan (knowladge)
2)        Pemahaman (comprehension)
3)        Penerapan atau aplikasi (apliccation)
4)        Analisis (analysis)
5)        Sintensis (syntensis)
Adalah suatu proses yang memadukan bagian-bagian atau unsur-unsur secara logis sehingga menjelma menjadi suatu pola yang berstruktur atau berbentuk pola baru.
6)        Penilaian dan evaluasi (evaluation).[14]
b)        Jenis hasil belajar pada bidang afektif.
Aspek afektif berkenaan dengan perubahan sikap dengan hasil belajar dalam aspek ini diperoleh melalui internalisasi, yaitu suatu proses kearah pertumbuhan bathiniyah atau rohaniyah siswa, pertumbuhan terjadi ketika siswa menyadari suatu nilai yang terkandung dalam pengajaran agama dan nilai-nilai itu dijadikan suatu nilai system diri “nilai diri” sehingga menuntun segenap pernyataan sikap, tingkah laku dan perbuatan untuk menjalani kehidupan.
Adapun beberapa jenis kategori jenis aspek afektif sebagai hasil belajar adalah sebagai berikut :
1)      Menerima (receiving)
2)      Jawaban (responding)
3)      Penilaian (valuing)
4)      Organisasi (organization)
5)      Karakteristik (characterization)[15]
c)        Jenis hasil belajar pada bidang psikomotorik
Aspek psikomorik berhubungan dengan keterampilan yang bersifat fa’aliyah kongkrit, walaupun demikian hal itupun tidak terlepas dari kegiatan belajar yang bersifat mental (pengetahuan dari sikap), hasil belajar dari aspek ini adalah merupakan tingkah laku yang dapat diamati.
Adapun mengenai tujuan dari psikomotorik yang dikembangkan oleh Simpson (1966-1967) sebagai berikut :
1)      Persepsi
2)      Kesiapan
3)      Respon terbimbing
4)      Mekanisme
5)      Adaptasi
6)      Organisasi[16]

2.  Indikator Hasil Belajar

Indikator yang dijadikan tolak ukur dalam menyatakan bahwa suatu proses belajar mengajar dikatakan berhasil, berdasarkan ketentuan kurikulum yang disempurnakan, dan yang saat ini digunakkan adalah :
a)      Daya serap terhadap bahan pelajaran yang telah diajarkan  mencapai prestasi tinggi, baik secara individu maupun kelompok.
b)      Perilaku yang digariskan dalam tujuan pengajaran atau intruksional khusus (TIK) telah dicapai siswa baik secara individu maupun secara kelompok.[17]
Demikian dua macam tolak ukur yang dapat digunakan sebagai acuan dalam menentukan tingkat keberhasilan proses belajar mengajar. Namun yang banyak dijadikan sebagai tolak ukur keberhasilan dari keduanya ialah daya serap siswa terhadap pelajaran.
a)   Tingkat keberhasilan
Setiap proses belajar mengajar selalu menghhasilkan hasil belajar, masalah yang dihadapi ialah sampai ditingkat mana prestasi (hasil) belajar yang telah dicapai, sehubungan dengan hal inilah keberhasilan belajar dibagi menjadi beberapa tingkatan atau taraf, antara lain sebagai berikut :
                                 i.      Istimewa/maksimal                    
Yaitu apabila seluruh bahan pelajaran yang telah diajarkan dapat dikuasai siswa.
                               ii.      Baik sekali/optimal
Yaitu apabila sebagian besar (76% sd 99%) bahan pelajaran yang telah dipelajari dapat dikuasai siswa.
                             iii.      Baik/minimal
Yaitu apabila bahan pelajaran yang telah diajarkan hanya (60% sd 75%) dikuasai siswa.
                             iv.      Kurang
Yaitu apabila bahan pelajaran yang telah diajarkakn kurang dari 60% yang dikuasai siswa.[18]
b)   Penilaian
Penilaian merupakan suatu proses kegiatan untuk memperoleh, menganalisis, ddan menafsirkkan data tentang proses dan hasil belajar siswa, kegiatan penilaian tersebut dimaksudkan untuk mengetahui kemampuan belajar siswa setiap waktu.
Oleh sebab itu penilaian harus dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan sehingga menjadi informasi yang bermakna dalam pengambilan keputusan.[19]
Dalam penilaian ada beberapa kriteria atau hal-hal yang perlu diperhatikan, antara lain :
                                      i.      Penilaian harus mencakup tiga aspek kemampuan, yaitu aspek pengetahuan, keterampilan dan sikap.
                                    ii.      Penilaian menggunakan berbagai cara, misalnya : observasi, wawancarra, konferensi (pertemuan), portofolio, tes dan mengajukan pertanyaan.
                                  iii.      Tujuan penilalian terutama dimaksudkan untuk memberikan umpan balik kepada siswa, memberikan informmmasi kepada siswa tentang tingkat kemajuan (keberhhasilan) belajarnya, ddan memberikkan laporan kepada orang tuanya.
                                  iv.      Alat penilaian harus mendorong siswa untuk menggunakan penalaran dan mmembangkitkan keaktifan siswa.
                                    v.      Penilaian harus dilalukan berkelanjutan, agar kemajuan belajar siswa bisa dimonitor terus menerus.
                                  vi.      Penilaian harus bersifat adil,setiap siswa mendapatkan kesempatan yang sama untuk meningkatkan kemampuannya.

3.  Faktor-faktor yang mempengarui hasil belajar

Secara global faktor-faktor yang mempengaruhi belajar siswa dapat dibedakan menjadi tiga macam yaitu:
a)      Faktor Internal Siswa
Faktor yang berasal dari dalam diri siswa sendiri meliputi dua aspek yakni aspek fisiologis dan aspek psikologis.
1)        Aspek Fisiologis
Faktor fisiologis ini masih dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu:
i.      Keadaan tonus jasmani pada umumnya
Keadaan tonus (tegangan otot) jasmani pada umumnya ini dapat dikatakan melatar belakangi aktivitas belajar. Dalam hubungan dengan hal ini ada dua hal yang perlu dikemukakan.
·           Nutrisi harus cukup.
·           Beberapa penyakit yang kronis sangat mengganggu belajar itu.
ii.    Keadaan fungsi-fungsi jasmani tertentu terutama fungsi pada indera..[20]
2)        Aspek Psikologis
Banyak faktor yang termasuk aspek psikologis yang dapat mempengaruhi kuantitas dan kualitas perolehan pembelajaran siswa, namun diantara faktor-faktor rihaniah siswa yang pada umumnya dipandang lebih esensial itu adalah sebagai berikut:
                                                     i.     Inteligensi dan bakat
Intelegensi pada umumnya dapat diartikan sebagai kemampuan psiko-fisik untuk mereaksi rangsangan atau menyesuaikan diri dengan lingkungan secara tepat. Sedangkan bakat adalah kemampuan potensial yang dimiliki seseorang pada masa yang akan datang. Kedua aspek kejiwaan (psikis) ini besar pengaruhnya terhadap kemampuan belajar. Seseorang umumnya mudah belajar. Bakat juga besar pengaruhnya dalam menentukan keberhasilan belajar. Misalnya belajar main piano, apabila dia memiliki bakat musik, akan mudah dan cepat pandai dibandingkan dengan orangyang tidak memiliki bakat itu.
                                                   ii.     Minat dan Motivasi
Secara sederhana, minat (interest) berarti kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu. Menurut Reber, minat tidak termasuk istilah populer dalam psikologi karena ketergantungan yang banyak pada faktor-faktor internal lainnya seperti pemusatan perhatian, keingintahuan, motivasi dan kebutuhan.
Motivasi ialah keadaan internal organisme, baik manusia maupun hewan yang mendorongnya untuk berbuat sesuatu. Dalam pengertian ini, motivasi berarti pemasok daya (energizer) untuk bertingkah laku secara terarah.[21]
                                                 iii.     Sikap Siswa
Sikap adalah gejala yang berdimensi efektif berupa kecenderungan untuk mereaksi atau merespon dengan cara yang relatif terhadap obyek orang, barang dan sebagainya, baik secara positif maupun negatif, sikap siswa yang positif terutama kepada guru dan mata pelajaran yang akan disajikan merupakan pertanda awal yang baik bagi proses belajar siswa tersebut. Sebaliknya, sikap negatif siswa terhadap guru, apalagi jika didiring kebencian terhadap mata pelajaran dan guru dapat menimbulkan kesulitan belajar siswa dan prestasi yang dicapai siswa akan kurang memuaskan[22].
b)      Faktor eksternal siswa
Seperti faktor internal siswa, faktor eksternal siswa juga terdiri atas dua macam, yakni: yakni faktor sosial dan faktor non sosial.[23]
1)        Faktor lingkungan sosial.
Lingkungan sosial adalah seperti para guru, staf adminisrasi, dan teman-teman sekelas dapat mempengaruhi hasil belajar siswa.
Selanjutnya yang termasuk dalam lingkungan sosial siswa adalah masyarakat dengan tetangga, dan juga teman-teman sepermainan di lingkungan siswa tersebut.
Lingkungan sosial yang lebih banyak mempengaruhi kegiatan belajar ialah orang tua dan keluarga siswa itu sendiri.
2)        Faktor Lingkungan Non Sosial
Faktor-faktor yang termasuk lingkungan non sosial ialah gedung sekolah dan letaknya, alat-alat belajar, keadaan cuaca dan waktu belajar yang digunakan oleh siswa.
3)        Faktor pendekatan belajar
Pendekatan belajar adalah segala cara atau metode yang digunakan siswa dalam menunjang efektivitas dan efesiensi proses pembelajaran materi tertentu.


[1] Muchammad Abdulloh “Belajar”, dalam  http: //aaps10.blogspot.com, 11 September 2013

[2] Departemen Pendidikan nasional “Kamus Besar Bahasa Indonesia” Edisi Ketiga, (Jakarta: Balai Pustaka, 2005)
[3] Departemen Pendidikan nasional “Kamus Besar Bahasa Indonesia” Edisi Ketiga, (Jakarta: Balai Pustaka, 2005)
[4] Departemen Pendidikan nasional “Kamus Besar Bahasa Indonesia” Edisi Ketiga, (Jakarta: Balai Pustaka, 2005)

[5] Hilgrad Dan Bower Dalam Trisna Yuliza “Peningkatan Hasil Belajar Siswa Menggunakan Model Cooperative Learning Tipe Student Teams Achievement Divisions (Stad) Pada Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial Siswa Kelas Iv Sd Negeri 3 Metro Pusat” , Skripsi, (Lampung: Universitas Lampung,2013), hal . 9

[6] Baharuddin dan Esa Nur Wahyuni, Teori Belajar Dan Pembelajaran, Jogjakarta : Arruzz Media, 2008, h. 13
[7] Baharuddin dan Esa Nur Wahyuni, Teori Belajar Dan Pembelajaran, Jogjakarta : Arruzz Media, 2008, h. 13

[8] Reni Ernasari, “Makna Belajar dan Belajar Sebagai Suatu Kebutuhan”, http://renny12395.blogspot.com/2013/02/makna-belajar-dan-belajar-sebagai-suatu.html diakses 20 Desember 2013

[9] Departemen Agama, Al-qur’an dan Terjemahannya, (Jawa Tengah: Mubarokatan Toyyibah, tt),
[10]  http://kitabihyaulumuddin.blogspot.com/2012/04/2keutamaan-belajar-dan-mengajar.html
[11] Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, (Jakarta : Raja Grafindo Persada , 2006), h. 19
[12] Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, (Jakarta : Raja Grafindo Persada , 2006),, h. 22
[13] Dewi Ketut Sukardi, Bimbingan dan Penyuluhan Belajar, (Surabaya: Usaha Nasional, 1983), h. 22
[14] Anas Sudijono, Evaluasi Pendidikan, ( Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1996), h. 50
[15] Nana Sudjana, Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar, (Jakarta: Bumi Akasara 1995 ), h. 53
[16] Oemar Hamalik, Kurikulum Dan Pembelajaran, (Jakarta: Bumi Aksara, 1995), h. 82
[17] Syaiful Bahri Djamarah, Strategi Belajar Mengajar, ( Jakarta : Rieneka Cipta,1996), h. 120
[18] Syaiful Bahri Djamarah, Strategi Belajar Mengajar, ( Jakarta : Rieneka Cipta,1996), h. 121
[19] Farida Rahim, Pengajaran Membaca Disekolah Dasar, (Jakarta :Bumi Aksara,2005), h.74
[20] Sumardi  Suryabrata, Psikologi Pendidikan, (Jakarta : Raja Grafindo Persada, 1998), h. 235-236

[21] Muhibbin Syah, “Psikologi Pendidikan”, PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 2008,  hal 136

[22] Shaukhan, “Pengertian dan Pembawaan di Lingkungan”, http://shaukhan.blogspot.com/, diakses 23 Desember 2013

[23] Muhibbin Syah, “PsikologiBelajar”, PT Raja GrafindoPersada, Jakarta, 2006,  hal 132

No comments:

Post a Comment

Shalawat

Shalawat
Shollu'ala Nabi Muhammad