Hasil Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar
1. Pengertian Hasil Belajar Secara Umum
Skinner
berpandangan bahwa belajar adalah suatu perilaku. Pada saat orang belajar maka
responnya menjadi lebih baik dan sebaliknya bila tidak belajar responnya
menjadi menurun sedangkan menurut Gagne belajar adalah seperangkat proses
kognitif yang mengubah sifat stimulasi lingkungan, melewati pengolahan
informasi, menjadi kapasitas baru.[1]
Sedangkan menurut kamus umum bahasa Indonesia belajar diartikan berusaha
(berlatih dsb) supaya mendapat suatu kepandaian.[2]
Sedangkan hasil belajar berasal dari kata “ hasil “ dan “belajar’ prestasi berarti prestasi yang telah dicapai.[3] Sedangkan pengertian
belajar adalah berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu.[4] Jadi prestasi belajar
adalah penguasaan pengetahuan atau ketrampilan yang dikembangkan oleh mata
pelajaran, lazimnya ditunjukan dengan nilai atau angka yang diberikan oleh
guru. Prestasi dalam penilitian yang dimaksudkan adalah nilai yang diperoleh
oleh siswa pada mata pelajaran Bahasa Indonesia dalam bentuk nilai berupa angka yang
diberikan oleh guru kelasnya setelah melaksanakan tugas yang diberikan padanya.
Adapun pengertian belajar secara terminologis
para pakar pendidikan yang mendefinisikan tentang belajar sebagaimana uraian di
bawah ini yaitu :
1) Hilgrad dan Bower mengemukakan bahwa
belajar memiliki arti : 1.) To gain knowledge, comprehension, or mastery of
trough experience or study, 2.) to fix in the mind or memory, memorize, 3.) to
acquire trough experience, 4.) to become in forme of to find out. Belajar
memiliki pengertian memperoleh pengetahuan atau menguasai pengetahuan melalui
pengalaman, mengingat, menguasai pengalaman, dan mendapatkan informasi atau
menemukan.[5]
2) Menurut Cronbach, ” Learning is
shown by change in behavior as result of experience” belajar tampak dari
perubahan tingkah laku yang dihasilkan dari pengalaman.[6]
3) Menurut Spears ” Learning is to
observe, to read, to imitate, to try something themselve, to listen, to follow
direction.” artinya belajar adalah mengamati, membaca, meniru, mencoba sesuatu,
mendengar, mengikuti petunjuk.[7]
Dari definisi di atas penulis simpulkan bahwa hasil belajar adalah suatu
hasil yang telah dicapai setelah mengalami proses belajar mengajar atau setelah
mengalami interaksi dengan lingkungannya guna memperoleh ilmu pengetahuan dan
akan menimbulkan perubahan tingkah laku yang relatif menetap dan tahan lama.
1)
Arti Penting Belajar
Belajar
adalah key term (istilah kunci) yang paling vital dalam setiap usaha
pendidikan, sehingga tanpa belajar sesungguhnya tak pernah ada pendidikan.
Sebagai suatu proses, belajar hampir selalu mendapat tempat yang luas dalam
berbagai disiplin ilmu yang berkaitan dengan upaya kependidikan, misalnya
psikologi pendidikan, karena demikian pentingnya arti belajar.[8]
Selanjutnya
dalam perspektif keagamaan, belajar merupakan kewajiban bagi setiap muslim
dalam rangka memperoleh ilmu pengetahuan, sehingga derajat kehidupannya
meningkat. Hal ini dinyatakan dalam surat al-Mujadalah ayat 11, yang artinya : “Hai
orang-orang yang beriman, apabila dikatakan kepadamu:” berlapang-lapanglah
dalam majlis”, maka lapangkanlah, niscaya allah akan memberi kelapangan
untukmu. Dan apabila dikatakkan:”berdirilah untuuk kamu, maka berdirilah, maka
Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman diantara mu dan orang-orang
yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah mengetahui apa yang
kamu kerjakan.[9]
Rasulullah
SAW, bersabda :
طلب العلم فريضة على كل مسلم
Artinya
:"Menuntut ilmu itu wajib atas tiap-tiap muslim "[10]
Berdasarkan
pertimbangan tadi, kita sebagai calon guru yang profesional seyogyanya melihat
hasil belajar siswa dari berbagai sudut kinerja psikologis yang utuh dan
menyeluruh. Untuk mencapai hasil belajar yang ideal maka kemampuan para
pendidik terutama guru dalam membimbing belajar murid-muridnya amat dituntut.
Jika guru dalam keadaan siap dan memiliki profesiensi (berkemampuan tinggi)
dalam menunaikan kewajibannya, harapan terciptanya sumber daya manusia yang
berkualitas sudah tentu akan tercapai.[11]
2)
Jenis-jenis Belajar
Dalam tujuan
pendidikan yang ingin dicapai kategori dalam bidang ini yaitu kognitif,
afektif, dan psikomotor, ketiga aspek tersebut tidak dapat dipisahkan karena
sebagai tujuan yang hendak dicapai. Menurut “Taksonomi Bloom”
diklasifikasikan pada tiga tingkatan domain,[12] yaitu sebagai
berikut:
a)
Jenis hasil belajar pada bidang kognitif
Istilah
kognitif berasal dari cognition yang bersinonim dengan kata knowing
yang berarti pengetahuan, dalam arti luas kognitif adalah perolehan, penataan,
dan penggunaan pengetahuaan.[13]
Menurut para ahli psikologi kognitif, aspek kognitif ini merupakan sumber
pemegang peranan paling penting sekaligus sebagai pengendali aspek-aspek yang
lain, yakni aspek afektif dan juga aspek psikomotorik.
Dengan
demikian jika hasil belajar dalam aspek kognitif tinggi maka dia akan mudah
untuk berfikir sehingga ia akan mudah memahami dan meyakini materi-materi
pelajaran yang di berikan kepadanya serta mampu menangkap pelan-pelan moral dan
nilai-nilai yang terkandung didalam materi tersebut.
Jenis hasil
belajar aspek kognitif ini meliputi enam kemampuan atau kecakapan antara lain:
1)
Pengetahuan (knowladge)
2)
Pemahaman (comprehension)
3)
Penerapan atau aplikasi (apliccation)
4)
Analisis (analysis)
5)
Sintensis (syntensis)
Adalah suatu proses yang memadukan
bagian-bagian atau unsur-unsur secara logis sehingga menjelma menjadi suatu
pola yang berstruktur atau berbentuk pola baru.
b)
Jenis hasil belajar pada bidang afektif.
Aspek
afektif berkenaan dengan perubahan sikap dengan hasil belajar dalam aspek ini
diperoleh melalui internalisasi, yaitu suatu proses kearah pertumbuhan
bathiniyah atau rohaniyah siswa, pertumbuhan terjadi ketika siswa menyadari
suatu nilai yang terkandung dalam pengajaran agama dan nilai-nilai itu
dijadikan suatu nilai system diri “nilai diri” sehingga menuntun segenap
pernyataan sikap, tingkah laku dan perbuatan untuk menjalani kehidupan.
Adapun beberapa
jenis kategori jenis aspek afektif sebagai hasil belajar adalah sebagai berikut
:
1) Menerima (receiving)
2) Jawaban (responding)
3) Penilaian (valuing)
4) Organisasi (organization)
5) Karakteristik (characterization)[15]
c)
Jenis hasil belajar pada bidang psikomotorik
Aspek
psikomorik berhubungan dengan keterampilan yang bersifat fa’aliyah kongkrit,
walaupun demikian hal itupun tidak terlepas dari kegiatan belajar yang bersifat
mental (pengetahuan dari sikap), hasil belajar dari aspek ini adalah merupakan
tingkah laku yang dapat diamati.
Adapun
mengenai tujuan dari psikomotorik yang dikembangkan oleh Simpson (1966-1967)
sebagai berikut :
1) Persepsi
2) Kesiapan
3) Respon terbimbing
4) Mekanisme
5) Adaptasi
2. Indikator Hasil Belajar
Indikator
yang dijadikan tolak ukur dalam menyatakan bahwa suatu proses belajar mengajar
dikatakan berhasil, berdasarkan ketentuan kurikulum yang disempurnakan, dan
yang saat ini digunakkan adalah :
a) Daya serap terhadap bahan pelajaran
yang telah diajarkan mencapai prestasi tinggi, baik secara individu
maupun kelompok.
b) Perilaku yang digariskan dalam
tujuan pengajaran atau intruksional khusus (TIK) telah dicapai siswa baik
secara individu maupun secara kelompok.[17]
Demikian dua
macam tolak ukur yang dapat digunakan sebagai acuan dalam menentukan tingkat
keberhasilan proses belajar mengajar. Namun yang banyak dijadikan sebagai tolak
ukur keberhasilan dari keduanya ialah daya serap siswa terhadap pelajaran.
a) Tingkat keberhasilan
Setiap
proses belajar mengajar selalu menghhasilkan hasil belajar, masalah yang
dihadapi ialah sampai ditingkat mana prestasi (hasil) belajar yang telah
dicapai, sehubungan dengan hal inilah keberhasilan belajar dibagi menjadi
beberapa tingkatan atau taraf, antara lain sebagai berikut :
i.
Istimewa/maksimal
Yaitu apabila seluruh bahan
pelajaran yang telah diajarkan dapat dikuasai siswa.
ii.
Baik sekali/optimal
Yaitu apabila sebagian besar (76% sd
99%) bahan pelajaran yang telah dipelajari dapat dikuasai siswa.
iii.
Baik/minimal
Yaitu apabila bahan pelajaran yang
telah diajarkan hanya (60% sd 75%) dikuasai siswa.
iv.
Kurang
Yaitu apabila bahan pelajaran yang
telah diajarkakn kurang dari 60% yang dikuasai siswa.[18]
b) Penilaian
Penilaian
merupakan suatu proses kegiatan untuk memperoleh, menganalisis, ddan
menafsirkkan data tentang proses dan hasil belajar siswa, kegiatan penilaian
tersebut dimaksudkan untuk mengetahui kemampuan belajar siswa setiap waktu.
Oleh sebab
itu penilaian harus dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan sehingga
menjadi informasi yang bermakna dalam pengambilan keputusan.[19]
Dalam
penilaian ada beberapa kriteria atau hal-hal yang perlu diperhatikan, antara
lain :
i.
Penilaian harus mencakup tiga aspek kemampuan, yaitu aspek pengetahuan, keterampilan
dan sikap.
ii.
Penilaian menggunakan berbagai cara, misalnya :
observasi, wawancarra, konferensi (pertemuan), portofolio, tes dan mengajukan
pertanyaan.
iii.
Tujuan penilalian terutama dimaksudkan untuk
memberikan umpan balik kepada siswa, memberikan informmmasi kepada siswa
tentang tingkat kemajuan (keberhhasilan) belajarnya, ddan memberikkan laporan
kepada orang tuanya.
iv.
Alat penilaian harus mendorong siswa untuk
menggunakan penalaran dan mmembangkitkan keaktifan siswa.
v.
Penilaian harus dilalukan berkelanjutan, agar
kemajuan belajar siswa bisa dimonitor terus menerus.
vi.
Penilaian harus bersifat adil,setiap siswa
mendapatkan kesempatan yang sama untuk meningkatkan kemampuannya.
3. Faktor-faktor yang mempengarui hasil belajar
Secara
global faktor-faktor yang mempengaruhi belajar siswa dapat dibedakan menjadi
tiga macam yaitu:
a) Faktor Internal Siswa
Faktor yang
berasal dari dalam diri siswa sendiri meliputi dua aspek yakni aspek fisiologis
dan aspek psikologis.
1)
Aspek Fisiologis
Faktor
fisiologis ini masih dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu:
i. Keadaan tonus jasmani pada umumnya
Keadaan
tonus (tegangan otot) jasmani pada umumnya ini dapat dikatakan melatar
belakangi aktivitas belajar. Dalam hubungan dengan hal ini ada dua hal yang
perlu dikemukakan.
·
Nutrisi harus cukup.
·
Beberapa penyakit yang kronis sangat mengganggu belajar itu.
2)
Aspek Psikologis
Banyak
faktor yang termasuk aspek psikologis yang dapat mempengaruhi kuantitas dan
kualitas perolehan pembelajaran siswa, namun diantara faktor-faktor rihaniah
siswa yang pada umumnya dipandang lebih esensial itu adalah sebagai berikut:
i. Inteligensi dan bakat
Intelegensi
pada umumnya dapat diartikan sebagai kemampuan psiko-fisik untuk mereaksi
rangsangan atau menyesuaikan diri dengan lingkungan secara tepat. Sedangkan
bakat adalah kemampuan potensial yang dimiliki seseorang pada masa yang akan
datang. Kedua aspek kejiwaan (psikis) ini besar pengaruhnya terhadap kemampuan
belajar. Seseorang umumnya mudah belajar. Bakat juga besar pengaruhnya dalam
menentukan keberhasilan belajar. Misalnya belajar main piano, apabila dia
memiliki bakat musik, akan mudah dan cepat pandai dibandingkan dengan orangyang
tidak memiliki bakat itu.
ii. Minat dan Motivasi
Secara
sederhana, minat (interest) berarti kecenderungan dan kegairahan yang tinggi
atau keinginan yang besar terhadap sesuatu. Menurut Reber, minat tidak termasuk
istilah populer dalam psikologi karena ketergantungan yang banyak pada
faktor-faktor internal lainnya seperti pemusatan perhatian, keingintahuan,
motivasi dan kebutuhan.
Motivasi
ialah keadaan internal organisme, baik manusia maupun hewan yang mendorongnya
untuk berbuat sesuatu. Dalam pengertian ini, motivasi berarti pemasok daya
(energizer) untuk bertingkah laku secara terarah.[21]
iii. Sikap Siswa
Sikap adalah
gejala yang berdimensi efektif berupa kecenderungan untuk mereaksi atau
merespon dengan cara yang relatif terhadap obyek orang, barang dan sebagainya,
baik secara positif maupun negatif, sikap siswa yang positif terutama kepada
guru dan mata pelajaran yang akan disajikan merupakan pertanda awal yang baik
bagi proses belajar siswa tersebut. Sebaliknya, sikap negatif siswa terhadap
guru, apalagi jika didiring kebencian terhadap mata pelajaran dan guru dapat
menimbulkan kesulitan belajar siswa dan prestasi yang dicapai siswa akan kurang
memuaskan[22].
b) Faktor eksternal siswa
Seperti
faktor internal siswa, faktor eksternal siswa juga terdiri atas dua macam,
yakni: yakni faktor sosial dan faktor non sosial.[23]
1)
Faktor lingkungan sosial.
Lingkungan
sosial adalah seperti para guru, staf adminisrasi, dan teman-teman sekelas
dapat mempengaruhi hasil belajar siswa.
Selanjutnya
yang termasuk dalam lingkungan sosial siswa adalah masyarakat dengan tetangga,
dan juga teman-teman sepermainan di lingkungan siswa tersebut.
Lingkungan
sosial yang lebih banyak mempengaruhi kegiatan belajar ialah orang tua dan
keluarga siswa itu sendiri.
2)
Faktor Lingkungan Non Sosial
Faktor-faktor
yang termasuk lingkungan non sosial ialah gedung sekolah dan letaknya,
alat-alat belajar, keadaan cuaca dan waktu belajar yang digunakan oleh siswa.
3)
Faktor pendekatan belajar
Pendekatan
belajar adalah segala cara atau metode yang digunakan siswa dalam menunjang
efektivitas dan efesiensi proses pembelajaran materi tertentu.
[1] Muchammad Abdulloh “Belajar”, dalam http: //aaps10.blogspot.com, 11 September 2013
[2]
Departemen Pendidikan nasional “Kamus
Besar Bahasa Indonesia” Edisi Ketiga, (Jakarta: Balai Pustaka, 2005)
[3]
Departemen Pendidikan nasional “Kamus
Besar Bahasa Indonesia” Edisi Ketiga, (Jakarta: Balai Pustaka, 2005)
[4]
Departemen Pendidikan nasional “Kamus
Besar Bahasa Indonesia” Edisi Ketiga, (Jakarta: Balai Pustaka, 2005)
[5] Hilgrad Dan Bower Dalam Trisna Yuliza “Peningkatan Hasil Belajar Siswa Menggunakan Model Cooperative Learning Tipe Student Teams Achievement Divisions (Stad) Pada Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial Siswa Kelas Iv Sd Negeri 3 Metro Pusat” , Skripsi, (Lampung: Universitas Lampung,2013), hal . 9
[6]
Baharuddin dan Esa Nur Wahyuni, Teori Belajar Dan Pembelajaran, Jogjakarta
: Arruzz Media, 2008, h. 13
[7]
Baharuddin dan Esa Nur Wahyuni, Teori Belajar Dan Pembelajaran, Jogjakarta
: Arruzz Media, 2008, h. 13
[8] Reni Ernasari, “Makna Belajar dan Belajar Sebagai Suatu Kebutuhan”, http://renny12395.blogspot.com/2013/02/makna-belajar-dan-belajar-sebagai-suatu.html diakses 20 Desember 2013
[9]
Departemen Agama, Al-qur’an dan Terjemahannya, (Jawa Tengah: Mubarokatan Toyyibah,
tt),
[10]
http://kitabihyaulumuddin.blogspot.com/2012/04/2keutamaan-belajar-dan-mengajar.html
[13]
Dewi Ketut Sukardi, Bimbingan dan Penyuluhan Belajar, (Surabaya:
Usaha Nasional, 1983), h. 22
[14]
Anas Sudijono, Evaluasi
Pendidikan, ( Jakarta:
Raja Grafindo Persada, 1996), h. 50
[15]
Nana Sudjana, Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar,
(Jakarta: Bumi Akasara 1995 ), h. 53
No comments:
Post a Comment